BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hidup manusia
sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Tekhnologi misalnya banyak menghasilkan mesin dan alat-alat seperti jam, mesin
jahit, mesin cetak, mobil, mesin tenun, kapal terbang, dan sebagainya agar
manusia dapat hidup lebih mudah, aman, dan senang dalam lingkungannya.
Disamping itu alat-alat itu juga menimbulkan
macam-macam bahaya yang dapat merusak dan membahayakan hidup manusia.
Hasil tekhnologi
telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan. Penemuan kertas, mesin cetak,
radio, film, TV, komputer, dan lain-lain segera dimnafaatkan bagi pendidikan.
Pada hakikatnya alat-alat itu tidak dibuat khusus untuk keperluan pendidikan
seperti film, radio, TV, komputer, dan sebagainya, akan tetapi alat-alat ini
ternyata dapat dimanfaaatkan dalam dunia pendidikan. Mungkin hanya “Teaching
Machine” yang sengaja dibuat khusus untuk tujuan pendidikan.
Banyak yang
diharapkan dari alat-alat tekhnologi pendidikan untuk membantu mengatasi
berbagai masalah pendidikan, misalnya untuk mengatasi kekurangan guru guna
memenuhi aspirasi belajar penduduk yang cepat pertumbuhannya atau untuk
membantu pelajar menguasai pengetahuan yang sangat pesat berkembang sehingga
disebut ekplosi pengetahuan untuk membantu siswa belajar secara individual
dengan lebihh efektif dan efisien.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Belajar ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara serta pengelolaan sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sumber Belajar
Sumber belajar
adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun
berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku
cerita, gambar-gambar, narasumber, benda, atau hasil-hasil budaya.[1]
Menurut Association Educational
Comunication and Tehnology AECT (As’ari, 2007) sumber belajar yaitu
berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT
(Suratno, 2008) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh
pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk
gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar.
Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara
sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahakan pada bahan-bahan
cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pengertian sumber belajar menurut Ratno Dwi Joyo S.Pd.
Secara sempit, yaitu buku atau bahan cetak lainnya.
Secara luas, yaitu segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar.
Secara sempit, yaitu buku atau bahan cetak lainnya.
Secara luas, yaitu segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar.
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah,
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
Menurut Ahmad Sudrajat
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang
dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.[2]
Dalam
pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu;
Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, biasa disebut learning resources by design, (sumber belajar yang dirancang). Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, brosur, ensiklopedi, program audio, program slide suara, film, video, slides, film strips, transparansi (OHT). Semua perangkat keras ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan pengajaran.
Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekitar lingkungan kita, sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization. Misalnya taman, pasar, toko, museum, kebun binatang, waduk, sawah, terminal, surat kabar, siaran televise, film, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, dan sebagainya yang ada di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.[3]
Segenap sumber belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang, peralatan, teknik, atau metodAe, dan kondisi atau lingkungan. Dalam prakteknya, segala macam sumber belajar , baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena memang sulit untuk diidentifikasi secara tegas
Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, biasa disebut learning resources by design, (sumber belajar yang dirancang). Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, brosur, ensiklopedi, program audio, program slide suara, film, video, slides, film strips, transparansi (OHT). Semua perangkat keras ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan pengajaran.
Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekitar lingkungan kita, sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization. Misalnya taman, pasar, toko, museum, kebun binatang, waduk, sawah, terminal, surat kabar, siaran televise, film, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, dan sebagainya yang ada di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.[3]
Segenap sumber belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang, peralatan, teknik, atau metodAe, dan kondisi atau lingkungan. Dalam prakteknya, segala macam sumber belajar , baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena memang sulit untuk diidentifikasi secara tegas
B.
Fungsi
Sumber Belajar
Memberikan kesempatan
proses berasosiasi kepada anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan
dengan menggunakan berbagai alat, buku, narasumber, atau tempat. Penggunaan
sumber belajar disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak, misalnya ada seorang
anak yang hanya menghendaki bahan dari sumber belajar yang sama. Hal ini
dikarenakan adanya kebutuhan anak akan pengulangan-pengulangan untuk menguasai
kemampuan maupun keterampilan tertentu. Pengulangan itu dapat menjadi suatu
kebiasaan yang dibutuhkan anak dalam kehidupan dan pendidikan selanjutnya. Lain
halnya kita sebagai tenaga pendidik atau pemerhati masalah pendidikan, kita
diwajibkan untuk selalu mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang ada. Dengan demikian diharapkan dengan tercipta kemampuan mendidik anak
dengan cara-cara yang menyenangkan sehingga dapat memiliki dampak positif dalam
diri anak yaitu selalu meningkatkan keinginan untuk belajar.
Fungsi sumber
belajar lain adalah meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa dan
berkomunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber
belajar atau hal lain. Sedapat mungkin anak dilatih untuk bercerita tentang
kejadian yang ia lihat, dengar, atau hal-hal lain yang ia rasakan.[4]
C.
Jenis-jenis dan Alat Sumber Belajar
Menurut AECT (Association For Educational Communication And Technology) membagi
sumber belajar dalam enam jenis, (Wina Sanjaya) yaitu:
1. Pesan (message)
Maksudnya segala informasi yang harus disalurkan oleh komponen, selain
guru, yang berbentuk ide, fakta, pengertian dan data.
Pesan
merupakan sumber belajar yang meliputi:
a.
Pesan formal, yaitu pesan yang
dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan
guru dalam situasi pembelajaran. Pesan-pesan
ini selain disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen, seperti
kurikulum, peraturan pemerintah, perundangan, silabus dan sebagainya.
b.
Pesan non formal yaitu pesan yang
ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran, misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat
dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno dan peninggalan
sjarah yang lain.
2. Orang (People)
Yaitu orang yang bertindak sebagai penyimpan dalam penyalur pengolah dan
pengkaji pesan. Orang itu bisa siapa saja yang memiliki keahlian tertentu
dimana peserta didik dapat belajar sesuatu. Misal guru mendatangkan para ahli
untuk menyampaikan pesan seperti dokter menceritakan cara mengobati pasien di
Puskesmas.[5]
3. Bahan (Matterials)
Yaitu
barang-barang yang lazim disebut media atau perangkat lunak (software)
yang biasanya berisikan pesan pembelajaran untuk disampaikan dengan menggunakan
peralatan, bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian.[6]
Contoh: buku
paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency),
program slide dan sebagainya.
4. Peralatan (device)
Yaitu sesuatu yang disebut media/hardware yang digunakan untuk menyampaikan
pesan yang tersimpan dalam bahan. Di dalamnya mencakup radio, multimedia
projector/infocus, slide projector, OHP dan sebagainya.
5. Teknik atau metode (Technique)
Yaitu prosedur yang disisipkan dalam mempergunakan bahan pelajaran,
peralatan, situasi dan orang yang menyampaikan pesan. Contoh guru
mendemonstrasikan (memberi contoh) mengenai bagaimana cara memegang bola tangan
yang tepat. Selain itu, teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang
digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan
pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/ simulasi, Tanya jawab,
role play (sosiodrama) dan sebagainya.
6. Lingkungan (setting)
Maksudnya tempat atau situasi
sekitar dimana pesan disalurkan atau di sampaikan dan di terima oleh seseorang
sehingga seseorang itu dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah
laku. Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang
berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara
khusus disiapkan untuk pembelajaran. Seperti pengaturan ruangan, pencahayaan, ruangan
kelas, perpustakaan, laboratorium, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan
sekolah, kebun binatang, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan
sampah, taman, kolam ikan, rumah dan sebagainya.[7]
Disini akan
dibicarakan secara singkat beberapa alat pendidikan yang dapat dipandang
sebagai alat tekhnologi pendidikan.[8]
1. Papan
Tulis
Alat pengajaran ini
sangat populer, digunakan oleh sekolah yang tradisional maupun yang modern dan
dapat dikombinasikan dengan alat pengajaran lainnya seperti radio, TV. Alat ini
dimanfaatkan dalamm tiap metode
pengajaran. Papan tulis dapat dipakai untuk tulisan, membuat gambar, grafik,
diagram, peta, dan sebagainya dengan kapur yang putih mapun berwarna.
2. Gambar
Gambar-gambar dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat kabar,
pamflet dari biro perjalanan, dan sebagainya. Gambar-gambar harus dikumpulkan
dalam map menurut kategori tertentu agar mudah dicari kembali bila diperlukan.[9]
3. Model
Model-model dapat
berupa tiruan benda yang sebenarnya seperti model mobil, kereta api, rumah,
binatang, dan lain-lain.
4. Koleksi
Bermacam-macam koleksi
dapat diadakan seperti macam-macam tekstil, batu-batuan, daun kering, mata
uang, perangko, dan sebagainya.
5. Peta
dan Globe
Geografi dan pelajaran
sejarah akan pincang tanpa peta. Macam-macam peta harus disediakan tentang tiap
bagian dunia, juga peta ekonomi, penduduk, dan sebagainya.
6. Buku
Pelajaran
Buku pelajaran
merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat
pengajaran lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis
dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah di temukannya alat cetak.
7. Film
Sejak ditemukannya
film, para pendidikan segera melihat manfaatnya bagi pendidikan. Film
pendidikan sekarang telah sangat berkembang di negara-negara maju. Telah banyak
terdapat perpustakaan filmyang meminjemkan film tentang segala macam topik
dalam tiap bidang studi. Universitas demikian pila sekolah-sekolah telah banyak
mempunyai perpustakaan film sendiri.
8. Film
Strip dan Slide
Flmstrip dan
slide di perlihatkan kepada murid-murid dengan
proyektor. Yang di lihat adalah gambar “mati” jadi bukan gambar hidup
seperti film. Gambar itu dapat merupakan foto, tabel, diagram karton,
reproduksi lukisan, dan sebagainya. Kecepatan memperlihatkan filmstrip atau
slide dapat di atur oleh guru dan bergantung pada banyak nya komentar yang di
berikannya tentang tiap gambar.[10]
9. Overhead
Projector
Overhead projector
dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada lembaran plastik
transparan. Guru dapat membuat tulisan, catatan atau gambar pada lembaran
transparan itu seperti yang dapat dilakukannya pada papan tulis. Overhead
projector dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.
D.
Pedoman
Umum Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran
Dalam usaha menggunakan
media dalam proses belajar-mangajar, perlu diberikan sejumlah pedoman umum
sebagai berikut :
1. Tidak
ada suatu media atau sumber yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu
pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.[11]
2. Penggunaan
media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan
demikian pemanfaatan media atau sumber belajar menjadi integral dari penyajian
pelajaran.
3. Penggunaan
media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi
pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan
media harus disertai persiapan yang cukup seperti mem-preview media yang akan
dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas
sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini
pemanfaatan media diharapkan tidak akan menganggu kelancaran proses
belajar-mengajar dan mengurangi waktu belajar.
5. Peserta
didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat
mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian dengan media
berlangsung.
6. Penggunaan
media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari apa yang telah di
uraikan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau
digunakan seseorang untuk memfasilitasi segala kegiatan belajar, baik itu
secara terpisah maupun secara terkombinasi agar dapat mempermudah seseorang
dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
2. Fungsi sumber belajar memberikan kesempatan proses berasosiasi kepada
anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai
alat, buku, narasumber, atau tempat.
3. Menurut AECT (Association For Educational
Communication And Technology) membagi sumber belajar dalam enam jenis,
Pesan (message), Orang (People), Bahan (Matterials), Peralatan (device), Teknik atau metode (Technique), Lingkungan (setting)
4. Dalam usaha menggunakan media atau sumber belajar dalam proses
belajar-mangajar, perlu diberikan sejumlah pedoman umum.
B.
Saran
Untuk para peneliti dan para penyusun makalah selanjutnya diharapkan kedepannya agar lebih baik lagi.
Baik dari segi bahasa maupun penyajiannya serta
dapat lebih banyak lagi mendapat
referensi buku atau sumber yang lainnya untuk menjadi acuan atau dasar
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Rineka
Cipta, Jakarta, cet ke-2,2004.
Anggani
Sudono, Sumber Belajar dan Alat
Permainan, PT Grasindo, Jakarta, cet ke-6, 2010.
Nasution, Tekhnologi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta, cet ke-6, 2011.
Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Tekhnologi
Pendidikan, Kencana, Jakarta, cet ke-2, 2005.
[1] Anggani Sudono, Sumber Belajar
dan Alat Permainan, PT Grasindo, Jakarta, cet ke-6, 2010, hal-7
[2]http://aldham.wordpress.com/2011/09/22/sumber-belajar-menurut-para-ahli-beserta-6-jenis-sumber-belajar-secara-umum/
[3] Ahmad Rohani, Pengelolaan
Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, cet ke-2,2004, hal 165.
[4]Anggani Sudono, Op.Cit., hal.
7-8
[5] Ahmad Rohani, Op.Cit., hal.164
[7] Ahmad Rohani, Op.Cit., hal.165
[8] Nasution, Tekhnologi Pendidikan,
Bumi Aksara, Jakarta, cet ke-6, tahun 2011, hal. 102
[9] Ibid., hal. 102
[10] Ibid., hal.104
[11] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih
Tekhnologi Pendidikan, Kencana, Jakarta, cet ke-2, 2005, hal 461
0 komentar:
Posting Komentar