BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari segi
penanaman suatu mata pelajaran, sebenarnya agama Islam itu bukan suatu mata
pelajaran. Islam itu adalah
suatu agama yang berisi ajaran tentang tata hidup yang diturunkan Allah Swt
kepada umat manusia melalui Rasul-Nya, sejak dari Nabi Adam As sampai kepada
Nabi Muhammad SAW. Kalau pada para Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, ajaran itu
terwujud prinsip-prinsip atau pokok-pokok yang disesuaikan menurut keadaan dan
kebutuhan pada waktu itu, bahkan disesuaikan dengan menurut keadaan dan
kebutuhan pada waktu itu, maka pada Nabi Muhammad prinsip atau pokok-pokok
ajaran itu disesuaikan dengan kebutuhan umat manusia secara keseluruhan, yang
dapat berlaku pada segala masa dan tempat.
Dewasa ini
asas-asas yang sering dikemukakan adalah seperti motivasi, aktivitas, peragaan,
individualitas, apersepsi, lingkungan, korelasi, dan konsenterasi, atau
integrasis. Asas asas itu tidak berdiri sendiri,melainkan bertalian erat satu
sama lain. Misalnya motivasi (minat) timbul bila anak-anak aktif, atau bila
kita gunakan alat-alat peraga, atau kita bawa berkaryawisata ke luar sekolah
(lingkungan). Karena itu biasanya asas-asas itu timbul serempak. Akan tetapi
seseorang pasti tidak akan menjadi guru yang baik kalau ia mengabaikan
asas-asas didaktik. Itulah sebabnya didaktik perlu dipelajari oleh setiap
pengajar.
Karena tugas guru
yang berat itu, maka mereka yang berprofesi sebagi guru harus dimiliki dan
menguasai asas-asas mengajar dan selalu
aktif-kreatif menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan begitu
tidak ada kesan mengajar asal-asalan.
B. Rumusan Maslah
1.
Apakah yang dimaksud dengan Asas-asas Metode Pendidikan
Islam?
C. Tujuan
1.
Mampu mendeskripsikan tentang Asas-asas Metode
Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asas Metode Pendidikan Islam
Asas (prinsip)
merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan
pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan
tindakan. Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki
asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar dalam bidang ilmu
tersebut. Asas adalah dasar tapi bukan suatu yang absolut atau mutlak. artinya
penerapan asas harus memperbangkan keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang
berubah-ubah.[1]
Secara harfiah metode berasal
dari kata method. Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum,
seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Metode sama artinya dengan metodologi
yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan
digunakan dalam penelitian.
Dari paparan di atas dapat
dipahami bahwa metode pendidikan Islam adalah cara pendidik yang telah
direncanakan secara sistematis untuk mengimplemantasikan tujuan yang telah
disusunnya sedemikian rupa, guna merubah peserta didiknya menjadi manusia yang
dewasa dan berkepribadian muslim.[2]
Jadi dari keterangan diatas
dapat disimpulkan bahwa Asas Metode Pendidikan Islam adalah suatu pernyataan yang dijadikan pedoman
didalam mendidik yang telah direncanakan
untuk menjadikan manusia yang dewasa dan berkepribadian muslim, dengan
mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus yang kemungkinan terjadi pada anak
didik.
B. Asas-Asas Metode Pendidikan Islam
1. Asas Motivasi
Pendidikan harus berusaha membangkitkan minat peserta
didik sehingga seluruh perhatia
mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang disajikan. Asas motivasi
dapat diupayakan melalui pengajaran dengan cara yang menarik sesuai dengan
tingkat pekembangan peserta didik, mengadakan selingan sehat, menggunakan
alat-alat perasa yang sesuai dengan sifat materi, menghindari pengaruh yang
menganggu konsentrasi didik, mengadakan kompetisi sehat dengan memberika hadiah
hukuman yang bijaksana.
Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki,
yaitu motivasi itu mempunyai tingaktan-tingakatan dari bawah sampai ke atas
yakni :
a.
Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan
akan istirahat, dan sebgainya.
b.
Kebutuhan keamanan (Security),
yakni rasa terlindung, bebas dari takut dan kecemasan.
c.
Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan
dihargai dalam suatu kelompok (keluarga, sekolah, teman sebaya)
d.
Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni
mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, social,
pembentukan pribadi.[3]
Sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Motivasi
mempunyai fungsi antara lain :
a.
Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap
berminat dan siaga.
b.
Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu
yang menghubungkan dengan pencapaian tujuan belajar
c.
Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek
dan jangka panjang[4]
2. Asas aktivitas
Dalam proses belajar mengajar pendidikan peserta didik harus
diberikan kesempatan untuk mengambil bagian yang aktif, baik rohani maupun jasmani,
terhadap pengajaran yang akan diberikan, secara individual maupun kolektif.
Asas ini menghindari adanya
verbalistis bagi peserta didik. Asas aktivitas dapat diupayakan dengan
aktivitas jasmani berupa penelitian, eksperimen pembuatan konstruksi model,
cocok tanam, atau juga denagn aktivitas rohani berupa ketekunan dalam mengikuti
pelajaran, mengamati secara cermat, berpikir untuik memecahkan problem dan
tergugah perasaannya, dan berkemauan keras untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal. Allah swt befirman.
ur }§©9 Ç`»|¡SM~Ï9 wÎ) $tB 4Ótëy ÇÌÒÈ ¨br&ur ¼çmu÷èy t$ôqy 3tã ÇÍÉÈ §NèO çmtøgä uä!#tyfø9$# 4nû÷rF{$# ÇÍÊÈ
Artinya 39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang Telah diusahakannya,
40. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan
diperlihat (kepadanya).
41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna,
3. Asas Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata Apperception (Inggris), yang artinya menafsirkan buah pikiran, jadi
menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah
dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya.[5]
Mengalami dalam proses belajar berarti menghayati suatu
situasi aktual yang sekaligus menimbulkan respons-respons tertentu dari pihak
peserta didik, sehingga memperoleh perubahan pola tingkah laku (pematangan dan
kedewasaan), perubahan dalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), dan
kekayaan akan informasi.
Apersepsi adalah gejala jiwa yang dialami jika kesan baru
masuk ke dalam kesadaran seseorang yang berjalin dengan kesan-kesan lam yang
sudah dimiliki disertai proses pengelolaan, sehingga menjadi kesan yang lebih
luas. Asas apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang akan
diberikan dengan apa yang telah dikenal oleh peserta didik.[6]
4. Asas peragaan
Dalam asas ini, pendidik memberikan variasi dalam cara-cara
mengajar dengan mewujudkan bahan-bahan yang diajarkan secara nyata. Baik dalam
bentuk aslinya maupun tiruan (model-model), sehingga peserta didik dapat
mengamati dengan jelas dan pengajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Asas ini diupayakan melalui penggunaan berbagai macam alat peraga secara wajar,
yaitu dengan memeragakan pelajaran dengan percobaan, membuat herbarium, ruang
eksposisi, bulletin board, poster, serta
menyelenggarakan karyawisata dan mengadakan sandiwara, sosiodrama, pantonim,
tablo, dan drama. Nabi Muhammad SAW sering memeragakan sewaktu mengajarkan
materi pada umat-umatnya, seperti yang dikenal dengan “sunnah fi’liyah”. Dan, dalam pepatah Arab diaktakan : “Tindakan
itu lebih baik dari ucapan”. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian
melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari)
Alat-alat peraga sebagai alat pemabantu dalam mengajar agar
efektif, dalam garis besarnya memiliki faedah atau nilai sebagai berikut :
a.
Menambah kegiatan belajar murid
b.
Menghemat waktu belajar
c.
Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen atau
mantap
d.
Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya
e.
Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena
membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktifitas, pada murid
f.
Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.[7]
5. Asas Ulangan
Asas yang merupakan usaha untuk mengetahui taraf
kemajuan atau keberhasilan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan,
keterampilan, serta sikap setelah mengikuti pengajaran sebelumnya.
Hal ini karena penguasaan pengetahuan mudah terlupakan oleh peserta didik
apabila dialami hanya sekali atau diingat setengah-setengah. Oleh karena itu,
pengetahuan yang sering berulang-ulang menjadi pengetahuan yang tetap berkesan
dalam ingatan dan dapat difungsikan dengan baik. Asas ulangan dapat melalui
okasional, sistematis, yaitu diberikan secara teratu, kontinu, dan terencana.
Oleh karena itu, Allah SWT sering mengingatkan agar manusia selalu mengulangi
ibadah tanpa ada akhirnya sehingga mendatangkan suatu kebenaran. Sebagaimana
dalam firman-Nya :
ôç6ôã$#ur y7/u 4Ó®Lym y7uÏ?ù't ÚúüÉ)uø9$# ÇÒÒÈ
Artinya :“Dan sembahlah Tuhanmu
sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Q.S. Al-Hijr : 99)
6. Asas Korelasi
Asas belajar mengajar adalah menyeluruh, mencakup berbagai
dimensi yang kompleks yang saling berhubungan. Pendidikan hendaknya memandang
peserta didik sebagai salah sejumlah daya-daya yang dinamis yang senantiasa
berinteraksi dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan. Itulah sebabnya dalam
setiap pengajaran, pendidikan harus
menhubungkan suatu bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata
rantai yang erat. Asas korelasi akan menimbulkan asosiasi dan apersepsi dalam
kesadaran dan sekaligus membangkitkan minat peserta didik terhadap mata
pelajaran. Banyak firman Allah SWT yang mengajurkan kita untuk mengkorelasikan
sesuatu pada sesuatu lain, misalnya dalam Q.S. Yusuf ayat 109
!$tBur $uZù=yör& `ÏB Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR NÍkös9Î) ô`ÏiB È@÷dr& #tà)ø9$# 3 óOn=sùr& (#rçÅ¡o Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàZusù y#øx. c%x. èpt7É)»tã tûïÏ%©!$# `ÏB óOÎgÏ=ö7s% 3 â#t$s!ur ÍotÅzFy$# ×öyz úïÏ%©#Ïj9 (#öqs)¨?$# 3 xsùr& tbqè=É)÷ès? ÇÊÉÒÈ
Artinya
:“Kami tidak mengutus sebelum kamu,
melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk
negeri. Maka Tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana
kesudahan orang-orang sebelum mereka dan
Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka Tidakkah kamu memikirkannya?”(Q.S. Yusuf ayat 109)
Keuntungan
dari korelasi-korelasi adalah sebagai berikut :
a.
Tanggapan-tanggapan dalam jiwa murid tentang agama dan
pengetahuan umum saling berhubungan menjadi satu kesatuan.
b.
Bahan pelajaran semakin dikuasai karena sering
dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran.
c.
Anak menghayati segala sesuatu secara keseluruhan.
Keseluruhan lebih sederhana daripada bagian-bagiannya.[8]
7. Asas konsentrasi
Asas memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari
keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksanakan tujuan pendidikan serta
memerhatikan peserta didik dalam segala aspeknya. Asas ini dapat diupayakan
dengan memberikan masalah yang menarik seperti masalah yang baru muncul.
Ali
bin Abi Thalib berkata : “Aqbil ‘ala
sya’nik” (hadapkan konsentrasimu pada urusanmu). Asas seperti ini
diterapkan karena manusia memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, maka
pemecahannya adalah memfokuskan masalah pada satu bagian, dan setelah bagian
ini diselesaikan maka dapat beralih pada bagian yang lain.
Firman
Allah SWT dalam Q.S. Al-Inshirah :7 yang artinya “Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
8. Asas Individualisasi
Asas yang memerhatikan perbedaan-perbedaan individu, baik
pembawaan dan lingkungan yang meliputi seluruh pribadi peserta didik, seperti
perbedaan jasmani, watak, inteligensi, bakat, serta lingkungan yang
mempengaruhinya. Aplikasi asas ini adalah pendidik dapat mempelajari pribadi
setiap peserta didik, terutama tentang kepandaian, kelebihan, kekurangan, dan
memberi tugas sebatas dengan kemampuannya:
Allah
SWT befirman :
wur (#öq¨YyJtGs? $tB @Òsù ª!$# ¾ÏmÎ/ öNä3Ò÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ 4 ÉA%y`Ìh=Ïj9 Ò=ÅÁtR $£JÏiB (#qç6|¡oKò2$# ( Ïä!$|¡ÏiY=Ï9ur Ò=ÅÁtR $®ÿÊeE tû÷ù|¡tGø.$# 4 (#qè=t«óur ©!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ¨bÎ) ©!$# c%2 Èe@ä3Î/ >äó_x« $VJÎ=tã ÇÌËÈ
Artinya : “Dan janganlah kamu iri hati
terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa
yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisa :32)
Agar
pengajaran yang diberikan sesuai dengan
perbedaan individu, beberapa diantara usaha adalah sebagai berikut :
a.
Individualized assignments
b.
Pengajaran unit atau proyek
c.
Homogeneous grouping
d.
Remedial work
e.
Teknik bertanya
f.
Mengusahakan pemberian tugas-tugas pelajaran di luar
sekolah[9]
9. Asas Sosialisasi
Asas yang memerhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat
membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didk dengan pendidik atau
sesama peserta didik dan masyarakat sekitarnya dalam menerima pelajaran agar
lebih berdaya guna dan berhasil. Pendidik dapat memfungsikan sumber-sumber
fasilitas dari masyarakat untuk kepentingan pelajarannya dengan membawa peserta
didik untuk karyawisata, survey, pengabdian masyarakat, perkemahan. Dalam hal
ini Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik
manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya terhadap manusia lain”
(Al-Hadis).
10. Asas Evaluasi
Asas ini memerhatikan hasil dari penilaian terhadap
kemampuan yang dimilki peserta didik sebagai Feedback pendidik dalam
memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukkan bagi peserta
didik, tetapi juga bagi pendidik, yaitu sejauh mana keberhasilannya dalam
menunaikan tugasnya.
11. Asas Kebebasan
Asas yang memberikan keleluasaan keinginan dan tindakan bagi
peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang
positif. Asas ini mengandung tiga aspek, yaitu Self-directedness, self-discipline, self-control. Asas ini
menyarankan membuat keputusan-keputusan tentang tindakan seseorang didasarkan
pada ukuran kebijakan, dan mampu membuat pilihan berdasarkan nilai-nilai
pribadi, dan adanya pengarahan sehingga sistem kontrol diri berkembang
.
12. Asas Lingkungan
Asas yang menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh
lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan. Walaupun peserta didik lahir
dengan berakal pembawaan, pembawaan itu masih bersifat umum yang harus
dikembangkan melalui interaksi lingkungan, sehingga pembawaan dan lingkungan
bukanlah hal yang tidak bersatu, tetapi saling membutuhkan mengingat pembawaan
merupakan batas-batas kemungkinan yang dapat dicapai dari lingkungan.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melaksanakan
prinsip lingkungan dalam pengajaran adalah :
a.
Memberikan pengetahuan tentang lingkungan anak dan dari
sinilah pengetahuan agama anak diluaskan.
b.
Mengusahakan agar alat yang digunakan berasal dari
lingkungan yang dikumpulkan baik oleh guru maupun oleh murid-murid.
c.
Mengadakan karyawisata ke tempat-tempat yang dapat
mendukung untuk memperluas pengetahuan agama dan keimanan anak
d.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk elaksanakan
penyelidika sesuai dengan kemampuannya melalui bacaan-bacaan dan observasi[10]
13. Asas Globalisasi
Asas sebagai akibat pengaruh psikologis totalitas, yaitu
peserta didik bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya
secara intelektual, tetapi secara fisik, social, dan sebaginya.
14. Asas Pusat-Pusat Minat
Asas yang memerhatikan kecenderungan jiwa yang tetap
kejurusan suatu hal yang berharga bagi seseorang. Sesuatu berharga apabila
sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan asas pusat-pusat minat dalam Islam denan
ruang lingkupnya terdiri atas bahan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan sesama manusia, dan manusia terhadap alam semesta.
Setiap anak didik mempunyai minat dan kebutuhan
sendiri-sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di
desa, di daerah pantai bebrbeda dengan pegunungan, anak yang bersekolah sampai
perguruan tinggi berbeda dengan anak yang akan bekerja setelah tamat SLTA.
Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan tersebut. Pengajaran perlu
memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab
tumbuhnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, anak
menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam
belajar.[11]
15. Asas Keteladanan
Pada fase-fase tertentu, peserta didik memiliki kecenderungan
belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang di sekitarnya,
khususnya pada pendidik yang utama (orang tua). Asas keteladanan efektif
digunakan pada fase-fase ini, misalnya kisah Qabil dalam mengebumikan Habil
adik yang telah dibunuhnya. Meniru contoh yang diberikan burung gagak dalam
menguburkan gagak lain, dimana penguburan gagak tersebut merupakan ilham dari
Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya Surat Al-Maidah :31
y]yèt7sù ª!$# $\/#{äî ß]ysö7t Îû ÇÚöF{$# ¼çmtÎãÏ9 y#øx. ͺuqã nouäöqy ÏmÅzr& 4 tA$s% #ÓtLn=÷uq»t ßN÷yftãr& ÷br& tbqä.r& @÷WÏB #x»yd É>#{äóø9$# yͺuré'sù nouäöqy ÓÅr& ( yxt7ô¹r'sù z`ÏB tûüÏBÏ»¨Y9$# ÇÌÊÈ
Artinya : “Kemudian Allah menyuruh seekor
burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil)
bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya[410]. Berkata Qabil:
"Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah
dia seorang diantara orang-orang yang menyesal” (QS. Al-Maidah : 31).
[410] dipahami dari ayat Ini bahwa manusia banyak
pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran
dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
16. Asas Pembiasaan
Asas yang memerhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
oleh peserta didik. Pembiassn merupakan upaya praktis dalam pembinaan dan
pembentukan peserta didik. Upaya pembiasaan sendiri dilakukan mengingat Manusia
mempunyai sifat lupa dan lemah.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
diantaranya :
1.
Asas
(prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat
dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil
penelitian dan tindakan. Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu
pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran
dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tapi bukan suatu yang
absolut atau mutlak. artinya penerapan asas harus memperbangkan keadaan-keadaan
khusus dan keadaan yang berubah-ubah.
2. Secara harfiah metode berasal dari kata
method. Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara
kerja ilmu pengetahuan. Metode sama artinya dengan metodologi yaitu suatu penyelidikan
yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam
penelitian.
3. Asas Metode Pendidikan Islam adalah suatu pernyataan yang dijadikan pedoman
didalam mendidik yang telah direncanakan
untuk menjadikan manusia yang dewasa dan berkepribadian muslim, dengan
mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus yang kemungkinan terjadi pada anak
didik.
4. Asas Metode Pendidikan Islam terdiri dari
Asas Motivasi, aktivitas, Apersepsi, peragaan, Ulangan, Korelasi, Konsenterasi,
Individualisasi, Sosialisasi, Evaluasi, Kebebasan, Lingkungan, Globalisasi,
Ketelaudanan.
B.
Saran
Untuk para peneliti dan para penyusun makalah selanjutnya diharapkankedepannya agar lebih baik lagi.
Baik dari segi bahasa maupun penyajiannya serta
dapat lebih banyak lagi mendapat
referensi buku atau sumber yang lainnya untuk menjadi acuan atau dasar
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, 2012. Bumi Aksara, Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar, 2008, Rineka Cipta, Jakarta.
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam, 2004. Bumi Aksara, Jakarta.
[2] Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, cet
ke-3, 2004, hal 1
[3] S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, cet ke-5, 2012,
hal. 75
[4] Op.Cit.,
hal.141
[5] Op.Cit., S.Nasution.,hal. 156
[6] Ibid., hal 157
[8] Op.Cit., Zakiah Daradjat, hal. 152
[9] Ibid., hal. 121
[10] Ibid., hal. 130.
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2008, hal. 115
Makasih ya sob udah share ..............
BalasHapusbisnistiket.co.id
Thanks Asas Metode Pendidikan Islamnya gan,...
BalasHapusThanks artikel Asas Metode Pendidikannya
BalasHapusThanks artikel APInya
BalasHapusMakasih Posting Artikel Tentang Asas Pendidikan Islamnya
BalasHapusThanks artikelnya sobat
BalasHapusThanks bro
BalasHapusMakasih artikel Pendidikan Islamnya gan!
BalasHapusThanks Artikel Asas - Asas Metode Pendidikan Islamnya gan,...
BalasHapus