Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 05 Juni 2013

Ilmu Budaya Dasar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam rangka penyelengaraan tri darma perguruan tinggi untuk memenuhi tuntuntan masyarakat dan negara maka diselengarakan program-program pendidikan umum sebagai mana di ketahui tri darma perguruan tinggi yaitu : pendidikan,pengajaran,penelitian,serta pengapdian kepada masyarakat.hal ini menunjukan bahwa perguruan tinggi harus mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat.
Oleh karena itu,perguruan tinggi perlu mempersiapkan mahasiswa nya guna menghadapi realitas tersebut dan agar terciptanya sosok mahasiswa yang cerdik,dan kritis ditengah-tengah masyarakat. ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan diantaranya dalam hal agama, filsafat dan keindahan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana  konsepsi IBD dalam agama filsafat dan keindah?
2.      Bagaimana hubungan antara keindahan renungan, keserasian dan ke haluasan dengan agama dan filsafat?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui bagaimana konsepsi IBD dalam agama filsafat dan keindahan
2.      Mengetahui bagaimana hubungan antara keindahan, renungan, kesersian, dan kehalusan dengan agamadan filsafat 

BAB II
PEMBAHASAN
Konsepsi IBD Dalam Agama, Filsafat dan Keindahan
A.    Keindahan
            Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Keindahan ialah kebenaran dan kebenaran adalah ke indahan yang keduanya memiliki nilai yang sama yaitu Abadi dan daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.karena itu tiruan lukisan monalisa tidak indah karena pada dasarnya itu tidak benar. keindahan juga bersifat universi seal, artin dapat berkomunikaslah abstrak dan tidaya tidak terkait oleh selera perorangan, waktu dan tempat, serta mode, kedaerahaan atau lokal.konsep keiondahan adalah abstrak dan tidak dapat berkomunikasi sebelum diberi bentuk. Dalam membicarakan manusai dan tuhannya, kita tidak luput dengan kata-kata indah. Misalnya tuhan memiliki norma-norma yang indah( QS 7: 180: 17: 110:20:8 ). Demikian pula bahwa manusia diciptakan paling indah ( QS 64: 3 ). Ajaran tuhan adalah indah ( QS 39:55 ).  Al-Qur’an mengandung berita-berita paling indah ( QS 12:3 ). 
Beberapa pandangan tentang keindahan diungkapkan oleh para tokoh filsafat dan tokoh lainnya seperti: Plato menyatakan bahwa Tuhan identik dengan keundahan, meskipun keindahan itu bertingkat tetapi keindahan Tuhan abadi. Kemudian ia juga menyatakan setiap benda memiliki keindahan sebab benda mengikuti keindahan Tuhan. Filosof lainnya adalah Iqbal yang membahas keindahan yang bersifat metafisis. Bagi Iqbal keindahan adalah pencipta dan tujuan cinta. Keindahan adalah dorongan hidup yang berdenyut dibalik kehidupan dengan segala seginya yaitu:

1). Sebagai kualitas benda yang diciptakan oleh eksperisi ego-ego merekjja sendiri
2). Untuk memperoleh keindahan diperoleh dari tenaga kehidupannya sendiri, bukan dari jiwa penangkap. Keindahan abadi adalah sebagai sumber, esensi, dan ideal.
            a. . Ciri-ciri keindah yakni: benda yang mengandung ke satuan (unity), ke selarasan (harmony), kesetangupan (symmetri), keseimbangan (balance) dan pertentangan (conah trast) dari ciri-ciri di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis warna, bentuk, nada dan kata-kata.
            b.  Nilai estetik adalah sifat baik dari suatu bendasebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainya (instrumental/contributory value) yakni nilai yang bersifat sebagai alat untuk membantu benda tersebut.
            c. Apa sebab manusia menciptakan ke indahan: karena pada dasarnya keindahan itu alamiah karena ke indahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan garis warna bentuk dan kata-kata yang mana saling ke tergantunggan.

B.     Renungan
           Renungan bersal dari kata renung merenung  yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu dengan dalam.jadi renungan adalahl dari merenung setiap kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah di miliiki di sebut dengan berfilsafat. Pemikiran filsafat mendasarkan diri kepada penalaran yaitu proses berfikir logis dan analisis. Kegeiatan berfikir di sebut logis di tinjau dari suatu logika tertentu, penalaran mereupakan kegiatan berfikir yang juga menyadarkan diri pada suatu analisis.analisis adalah kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu sehingga pengetahuan yang di peroleh di sebut pengetahuan tidak langsung.


Pemikiran kefilsafatan terbagi menjadi  3 macam ciri yaitu:
1.      Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya di tinjau dari sudut pandang tertentu. pemikiran kefilsafatan yakni mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan yang lainnya, hubungan dengan moral, seni, dan tujuan hidup.
2.      Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fudamental sehingga dapat dijadikan bidang ke ilmuan
3.      Spekulatif artinya hasil pemikiran yang dapat di jadikan dasar pemikiran selanjutnya
            Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan ke indahan atau pencintaan ke indahan didasarkan atas tiga macam teori ialah teori pengungkapan,teori metafisik,dan teori psikologi.teori metafisika plato mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai teori ilahi,teori psikologik di nyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan sadar dari seorang seniman.
C.    Keserasian
            Keserasian berasal dari kata serasi,dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar.kata cocok, sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan,ukuran, dan seimbang
            Keserasian identik dengan ke indahan.sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. pendapat sebagian ahli pikir berpendapat,bahwa ke indahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.kualita yang paling sering di sebut ialah kestuan (unity), ke selarasan (harmony), ke setangupan (symmetry), ke seimbangan (balance), dan berlawanan/betentangan (contras). Pendapat lain mengatakan,bahwa pengalaman estetik sebagai suatu ke selarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan.dalam perimbangan sebagai cabang teori objektif di nyatakan bahwa ke indahan merupakan suatu kualita dari benda. Contohnya ialah bangunan arsitektur yunani kuno yang bagian atap bersusun dan di topang tiang-tiang harmonis dan serasi,keserasian tidak ada hubungan nya dengan kemewahan.

D.    Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan ,baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan atau keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri ialah sikap, yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Sikap halus atau lemah lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap lemah lembut merupakan perwujudan pola sifat-sifat ramah, sopan,sederhana dalam pergaulan.
Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekasaran itu yang menilai orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai gerak laku, roman muka, tututr bahasa dan sebagainya.
Menurut Alex Gunur dalam bukunya yang berjudul “Etika” menjelaskan, bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan atau kasar ialah : kaki, tangan, kepala, mulut, bahu, bibit, mata, roman muka.
Kaki dapat digerakkan, dan gerakan kaki dapat menggambarka tingkah laku orang, seperti kaki, mengangkangkan kaki, menggoyang-goyangkan kaki, dan sebagainya.Tangan, termasuk jari-jarinya dapat mewujudkan macam-macam sikap dengan gerakannya, seperti meraba, mengusaap, memukul, berjabat, mengerjakan sesuatu dan sebagainya. Untuk memelihara dan membina etika atau moral yang baik, sikap tangan perlu dikendalikan dengan kemauan yang luhur dan tujuan yang baik.
Kepala,dapat mewujudkan macam-macam sikap tingkah laku dengan gerakannya, seperti gerakan tanda setuju, mengeleng-gelengkan tanda tidak setuju atau tidak tahu, menunduk tanda malu atau sedang berduka/sedih, dan sebagainya Roman muka adalah sikap bagian permukaan dari muka manusia yang dapat mewujudkan sikapo atau tingkah laku. Misalnya roman muka pucat dan lesu mewujudkan sikap dalam keadaan susah, sedih, atau sakit. Roman muka merah dan berkerut mewujudkan sikap sedang dalam keadaan marah, roman muka berseri-seri mewujudkan sikap sedang gembira dan sebaginya.
E.     Keindahan Objektif dan Subjektif
Ternyata bahwa dalam urusan keindahan itu bersangkutan dua pihak, yaitu benda atau apa saja yang berperan sebagai objek dan siapa yang menanggapi sebagi pihak yang berperan sebagai subjek. Tidak setiap objek yang indah akan diterima atau ditanggapi oleh setiap subjek sebagi sesuatu yang indah. Sebaliknya tidak setiap yang indah bagi seseorang akan dinilai indah bagi orang lain. Bukan tidak mungkin sesuatu yang sebenarnya  tidak indah akan diterima sebagi yang indah oleh seseorang.
Atas dasar itulah keindahan menurut kenyataannya dapat dibedakan menjadi dua macam; yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan dimaksudkan keindahan objektif adalah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada pihak-pihak luar benda atau objek ilmu itu. Menurut Alexius Meinong (1838-1914) Dan juga Christian Ehrenfels (1859-1932). “ keindahan adalah kekayaan yang melekat pada objek itu sendiri”.
Berbeda halnya dengan keindahan subjektif. Keberadaan keindahan ini sangat bergantung kepada asas manfaat. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada kepentingan-kepentingan subjek penanggapnya. Karena itu sesuatu benda mungkin dianggap indah oleh seseorang, tetapi dianggap orang lain sebagai sesuatu yang indah.

Persoalannya sekarang, mengapa terhadap hal yang sama manusia memiliki tanggapan yang berbeda ? Atau lebih khusus lagi, mengapa terhadap sesuatu yang secara hakiki indah, ada orang yang menganggapnya tidak indah?
Untuk menjawab pertanyaan itu kita perlu menelusuri lebih jauh, mencari faktor penyebab yang mendorong lahirnya tanggapan atau pendapat tersebut.
Kita maklumi bersama bahwa pada hakikatnya semua perilaku manusia yang nampak di permukaan itu digerakkan  oleh sebuah kekuatan yang berasal dari dua buah sumber yang ada pada diri setiap manusia. Kedua sumber yang dimaksud ialah fikiran atau hati nurani dan nafsu. Yang pertama selalu mengarahkan kepada hal-hal yang kurang bahkan tidak baik. Nafsu dapat mengarah atau menghasilkan perilaku yang baik manakala di dalam operasinya lepas dari kontrol atau kendali hati nurani, nafsu tersebut akan membuahkan perilaku-perilaku yang kurang bahkan tidak baik.
Lain halnya dengan tanggapan yang muncul dari sumber nafsu. Ia akan sesuai dengan kenyataan sebenarnya benda yang dihadapinya, manakala kemunculannya terkontrol oleh akal budi. Sebaliknya manakala kemunculannya lepas dari kendali akal budi, tanggapan yang dilahirkannya bahkan bertolak belakang dengan kenyataan sebenarnya.
Mengingat bahwa akal budi merupakan jati diri manusia, yang muncul membedakannya dari makhluk yang lain, maka selayaknyalah dalam berperilaku kita harus selalu memperhatikan dan mentaati suara hati nurani atau akal budi tersebut.












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Keindahan identik dengan kebenaran,keduanya mempunyai nilai yang  sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah segala sesuatu yang tidak mengandung kebeneran berarti tidak indah. Yang menjdi pokok utama bagi manusia untuk mencapai tuhan dan perlunya hidup beragama adalah kebutuhan manusia akan rasa aman. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal secara logis, sistematis, dan universal untuk memahami sebuah masalah.
            Atas dasar itulah keindahan menurut kenyataannya dapat dibedakan menjadi dua macam; yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan dimaksudkan keindahan objektif adalah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada pihak-pihak luar benda atau objek ilmu itu sendiri.
            Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan ke indahan atau pencintaan ke indahan didasarkan atas tiga macam teori ialah teori pengungkapan, teori metafisik, dan teori psikologi. Teori metafisika plato mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai teori ilahi, teori psikologik dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan sadar dari seorang seniman.
B.     Saran
Untuk para peneliti dan para penyusun makalah selanjutnya  diharapkankedepannya agar lebih baik lagi. Baik dari segi bahasa maupun penyajiannya   serta dapat lebih banyak lagi mendapat  referensi  buku atau sumber yang    lainnya untuk menjadi acuan atau dasar pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Joko Tri Prasetya dkk, Ilmu Budaya Dasar, cet ke 3, PT Rineka Cipta, Jakarta :2004
Drs. Mawardi, Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah ,Sosial,Budaya Dasar,cet ke VI, CV Pustaka Setia : Bandung, 2009
Drs. Redi Panuju, Ilmu budaya Dasar dan Kebudayaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 1994
Prof.Dr.Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, cet ke 1 Kencana Prenada Media Group, Jakarta : 2010

0 komentar:

Posting Komentar