BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
rangka penyelengaraan tri darma perguruan tinggi untuk memenuhi tuntuntan
masyarakat dan negara maka diselengarakan program-program pendidikan umum sebagai
mana di ketahui tri darma perguruan tinggi yaitu :
pendidikan,pengajaran,penelitian,serta pengapdian kepada masyarakat.hal ini
menunjukan bahwa perguruan tinggi harus mempunyai hubungan yang erat dengan
masyarakat.
Oleh
karena itu,perguruan tinggi perlu mempersiapkan mahasiswa nya guna menghadapi
realitas tersebut dan agar terciptanya sosok mahasiswa yang cerdik,dan kritis
ditengah-tengah masyarakat. ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan diantaranya
dalam hal agama, filsafat dan keindahan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana konsepsi IBD dalam agama filsafat dan keindah?
2. Bagaimana
hubungan antara keindahan renungan, keserasian dan ke haluasan dengan agama dan
filsafat?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mengetahui
bagaimana konsepsi IBD dalam agama filsafat dan keindahan
2. Mengetahui
bagaimana hubungan antara keindahan, renungan, kesersian, dan kehalusan dengan
agamadan filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
Konsepsi
IBD Dalam Agama, Filsafat dan Keindahan
A. Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah
yang artinya bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Keindahan ialah
kebenaran dan kebenaran adalah ke indahan yang keduanya memiliki nilai yang
sama yaitu Abadi dan daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah.karena itu tiruan lukisan monalisa tidak indah
karena pada dasarnya itu tidak benar. keindahan juga bersifat universi seal, artin
dapat berkomunikaslah abstrak dan tidaya tidak terkait oleh selera perorangan, waktu
dan tempat, serta mode, kedaerahaan atau lokal.konsep keiondahan adalah abstrak
dan tidak dapat berkomunikasi sebelum diberi bentuk. Dalam membicarakan manusai
dan tuhannya, kita tidak luput dengan kata-kata indah. Misalnya tuhan memiliki
norma-norma yang indah( QS 7: 180: 17: 110:20:8 ). Demikian pula bahwa manusia
diciptakan paling indah ( QS 64: 3 ). Ajaran tuhan adalah indah ( QS 39:55 ). Al-Qur’an mengandung berita-berita paling
indah ( QS 12:3 ).
Beberapa
pandangan tentang keindahan diungkapkan oleh para tokoh filsafat dan tokoh
lainnya seperti: Plato menyatakan bahwa Tuhan identik dengan keundahan,
meskipun keindahan itu bertingkat tetapi keindahan Tuhan abadi. Kemudian ia
juga menyatakan setiap benda memiliki keindahan sebab benda mengikuti keindahan
Tuhan. Filosof lainnya adalah Iqbal yang membahas keindahan yang bersifat
metafisis. Bagi Iqbal keindahan adalah pencipta dan tujuan cinta. Keindahan
adalah dorongan hidup yang berdenyut dibalik kehidupan dengan segala seginya
yaitu:
1).
Sebagai kualitas benda yang diciptakan oleh eksperisi ego-ego merekjja sendiri
2).
Untuk memperoleh keindahan diperoleh dari tenaga kehidupannya sendiri, bukan
dari jiwa penangkap. Keindahan abadi adalah sebagai sumber, esensi, dan ideal.
a. . Ciri-ciri keindah yakni: benda
yang mengandung ke satuan (unity), ke selarasan (harmony), kesetangupan
(symmetri), keseimbangan (balance) dan pertentangan (conah trast) dari
ciri-ciri di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari
keselarasan dan pertentangan dari garis warna, bentuk, nada dan kata-kata.
b.
Nilai estetik adalah sifat baik dari suatu bendasebagai alat atau sarana
untuk sesuatu hal lainya (instrumental/contributory value) yakni nilai yang
bersifat sebagai alat untuk membantu benda tersebut.
c. Apa sebab manusia menciptakan ke
indahan: karena pada dasarnya keindahan itu alamiah karena ke indahan tersusun
dari keselarasan dan pertentangan garis warna bentuk dan kata-kata yang mana
saling ke tergantunggan.
B.
Renungan
Renungan bersal dari kata renung merenung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu dengan
dalam.jadi renungan adalahl dari merenung setiap kegiatan untuk merenung atau
mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah di miliiki di sebut dengan
berfilsafat. Pemikiran filsafat mendasarkan diri kepada penalaran yaitu proses
berfikir logis dan analisis. Kegeiatan berfikir di sebut logis di tinjau dari
suatu logika tertentu, penalaran mereupakan kegiatan berfikir yang juga
menyadarkan diri pada suatu analisis.analisis adalah kegiatan berfikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu sehingga pengetahuan yang di peroleh di
sebut pengetahuan tidak langsung.
Pemikiran
kefilsafatan terbagi menjadi 3 macam ciri yaitu:
1.
Menyeluruh artinya
pemikiran yang luas, bukan hanya di tinjau dari sudut pandang tertentu. pemikiran
kefilsafatan yakni mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan yang
lainnya, hubungan dengan moral, seni, dan tujuan hidup.
2.
Mendasar artinya
pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fudamental sehingga dapat
dijadikan bidang ke ilmuan
3.
Spekulatif artinya
hasil pemikiran yang dapat di jadikan dasar pemikiran selanjutnya
Renungan atau pemikiran yang
berhubungan dengan ke indahan atau pencintaan ke indahan didasarkan atas tiga
macam teori ialah teori pengungkapan,teori metafisik,dan teori psikologi.teori
metafisika plato mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi
sebagai teori ilahi,teori psikologik di nyatakan bahwa proses penciptaan seni
adalah pemenuhan keinginan sadar dari seorang seniman.
C.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata
serasi,dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar.kata cocok,
sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan,ukuran, dan seimbang
Keserasian identik dengan ke
indahan.sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak
indah. pendapat sebagian ahli pikir berpendapat,bahwa ke indahan ialah sejumlah
kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.kualita yang paling sering
di sebut ialah kestuan (unity), ke selarasan (harmony), ke setangupan
(symmetry), ke seimbangan (balance), dan berlawanan/betentangan (contras). Pendapat
lain mengatakan,bahwa pengalaman estetik sebagai suatu ke selarasan dinamik dan
perenungan yang menyenangkan.dalam perimbangan sebagai cabang teori objektif di
nyatakan bahwa ke indahan merupakan suatu kualita dari benda. Contohnya ialah
bangunan arsitektur yunani kuno yang bagian atap bersusun dan di topang
tiang-tiang harmonis dan serasi,keserasian tidak ada hubungan nya dengan
kemewahan.
D. Kehalusan
Kehalusan berasal dari
kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan ,baik (budi bahasa),
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan atau
keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri ialah sikap, yakni sikap halus. Sikap
halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan
kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Sikap halus atau lemah
lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama.
Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan
kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap lemah lembut
merupakan perwujudan pola sifat-sifat ramah, sopan,sederhana dalam pergaulan.
Kehalusan atau
kelembutan atau sebaliknya kekasaran itu yang menilai orang lain, orang yang
dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai gerak laku,
roman muka, tututr bahasa dan sebagainya.
Menurut Alex Gunur
dalam bukunya yang berjudul “Etika” menjelaskan, bahwa anggota badan yang
melahirkan sikap kehalusan atau kasar ialah : kaki, tangan, kepala, mulut, bahu,
bibit, mata, roman muka.
Kaki dapat digerakkan, dan gerakan kaki dapat
menggambarka tingkah laku orang, seperti kaki, mengangkangkan kaki,
menggoyang-goyangkan kaki, dan sebagainya.Tangan, termasuk jari-jarinya dapat
mewujudkan macam-macam sikap dengan gerakannya, seperti meraba, mengusaap,
memukul, berjabat, mengerjakan sesuatu dan sebagainya. Untuk memelihara dan
membina etika atau moral yang baik, sikap tangan perlu dikendalikan dengan
kemauan yang luhur dan tujuan yang baik.
Kepala,dapat mewujudkan
macam-macam sikap tingkah laku dengan gerakannya, seperti gerakan tanda setuju,
mengeleng-gelengkan tanda tidak setuju atau tidak tahu, menunduk tanda malu
atau sedang berduka/sedih, dan sebagainya Roman muka adalah sikap bagian
permukaan dari muka manusia yang dapat mewujudkan sikapo atau tingkah laku.
Misalnya roman muka pucat dan lesu mewujudkan sikap dalam keadaan susah, sedih,
atau sakit. Roman muka merah dan berkerut mewujudkan sikap sedang dalam keadaan
marah, roman muka berseri-seri mewujudkan sikap sedang gembira dan sebaginya.
E. Keindahan
Objektif dan Subjektif
Ternyata bahwa dalam urusan keindahan itu
bersangkutan dua pihak, yaitu benda atau apa saja yang berperan sebagai objek
dan siapa yang menanggapi sebagi pihak yang berperan sebagai subjek. Tidak
setiap objek yang indah akan diterima atau ditanggapi oleh setiap subjek sebagi
sesuatu yang indah. Sebaliknya tidak setiap yang indah bagi seseorang akan
dinilai indah bagi orang lain. Bukan tidak mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak indah akan diterima sebagi yang indah
oleh seseorang.
Atas dasar itulah
keindahan menurut kenyataannya dapat dibedakan menjadi dua macam; yaitu
keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan dimaksudkan
keindahan objektif adalah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda
atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada
pihak-pihak luar benda atau objek ilmu itu. Menurut Alexius Meinong (1838-1914)
Dan juga Christian Ehrenfels (1859-1932). “ keindahan adalah kekayaan yang
melekat pada objek itu sendiri”.
Berbeda halnya
dengan keindahan subjektif. Keberadaan keindahan ini sangat bergantung kepada
asas manfaat. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada
kepentingan-kepentingan subjek penanggapnya. Karena itu sesuatu benda mungkin
dianggap indah oleh seseorang, tetapi dianggap orang lain sebagai sesuatu yang
indah.
Persoalannya
sekarang, mengapa terhadap hal yang sama manusia memiliki tanggapan yang
berbeda ? Atau lebih khusus lagi, mengapa terhadap sesuatu yang secara hakiki
indah, ada orang yang menganggapnya tidak indah?
Untuk
menjawab pertanyaan itu kita perlu menelusuri lebih jauh, mencari faktor
penyebab yang mendorong lahirnya tanggapan atau pendapat tersebut.
Kita maklumi
bersama bahwa pada hakikatnya semua perilaku manusia yang nampak di permukaan
itu digerakkan oleh sebuah kekuatan yang
berasal dari dua buah sumber yang ada pada diri setiap manusia. Kedua sumber
yang dimaksud ialah fikiran atau hati nurani dan nafsu. Yang pertama selalu
mengarahkan kepada hal-hal yang kurang bahkan tidak baik. Nafsu dapat mengarah
atau menghasilkan perilaku yang baik manakala di dalam operasinya lepas dari
kontrol atau kendali hati nurani, nafsu tersebut akan membuahkan
perilaku-perilaku yang kurang bahkan tidak baik.
Lain halnya
dengan tanggapan yang muncul dari sumber nafsu. Ia akan sesuai dengan kenyataan
sebenarnya benda yang dihadapinya, manakala kemunculannya terkontrol oleh akal
budi. Sebaliknya manakala kemunculannya lepas dari kendali akal budi, tanggapan
yang dilahirkannya bahkan bertolak belakang dengan kenyataan sebenarnya.
Mengingat
bahwa akal budi merupakan jati diri manusia, yang muncul membedakannya dari
makhluk yang lain, maka selayaknyalah dalam berperilaku kita harus selalu
memperhatikan dan mentaati suara hati nurani atau akal budi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keindahan identik dengan
kebenaran,keduanya mempunyai nilai yang
sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah segala
sesuatu yang tidak mengandung kebeneran berarti tidak indah. Yang menjdi pokok
utama bagi manusia untuk mencapai tuhan dan perlunya hidup beragama adalah
kebutuhan manusia akan rasa aman. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia
dengan akal secara logis, sistematis, dan universal untuk memahami sebuah
masalah.
Atas
dasar itulah keindahan menurut kenyataannya dapat dibedakan menjadi dua macam;
yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan dimaksudkan
keindahan objektif adalah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda
atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada
pihak-pihak luar benda atau objek ilmu itu sendiri.
Renungan atau pemikiran yang
berhubungan dengan ke indahan atau pencintaan ke indahan didasarkan atas tiga
macam teori ialah teori pengungkapan, teori metafisik, dan teori psikologi.
Teori metafisika plato mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi
sebagai teori ilahi, teori psikologik dinyatakan bahwa proses penciptaan seni
adalah pemenuhan keinginan sadar dari seorang seniman.
B.
Saran
Untuk para peneliti dan para
penyusun makalah selanjutnya diharapkankedepannya
agar lebih baik lagi. Baik dari segi bahasa maupun penyajiannya serta dapat lebih banyak lagi mendapat referensi
buku atau sumber yang lainnya
untuk menjadi acuan atau dasar pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Joko Tri Prasetya dkk, Ilmu
Budaya Dasar, cet ke 3, PT Rineka Cipta, Jakarta :2004
Drs. Mawardi, Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah ,Sosial,Budaya Dasar,cet ke
VI, CV Pustaka Setia : Bandung, 2009
Drs. Redi Panuju, Ilmu
budaya Dasar dan Kebudayaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 1994
Prof.Dr.Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, cet ke 1 Kencana Prenada Media
Group, Jakarta : 2010
0 komentar:
Posting Komentar